MASJID ASH-SHOFA

Masjid Ash-Shofa terletak di Perumahan Puri Anggrek Mas - DEPOK. Sebuah masjid kecil yang senantiasa belajar untuk memuliakan Allah Subhanahu-wa-ta'ala. Apabila Anda teringat dengan nama Masjid Kubah Emas, bukan bermaksud membandingkan fisiknya, inilah penanda yang paling gampang, bahwa letak masjid kecil ini sekitar 1 kilometer ke arah kota Depok dari masjid yang indah dan fenomenal itu.
Kontak e-mail: pengajian.puri@gmail.com

Thursday, August 25, 2011

RANGKUMAN KULTUM TARAWIH, RABU 24 RAMADHAN 1432H

Judul : Mu’aqadah – Muraqabah – Muhasabah
Penceramah : Ustadz Darmawan

"Sekiranya umatku mengetahui keutamaan-keutamaan yang ada di bulan Ramadhan, niscaya mereka menghendaki agar sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan" (HR Ibnu Majah)
Waktu terus berputar. Hari, minggu, bulan dan tahun datang dan pergi silih berganti. Semuanya tetap berjalan seiringsunnatullah yang telah ditetapkan-Nya, tanpa ada seorangpun yang dapat menghentikan walau sesaat. Dan jika sudah tiba waktunya, bulan Ramadhan pun pasti berlalu.

Pada kesempatan ini kami akan menguraikan materi yang kami beri judul “3 M”, yaitu singkatan dari Mu’aqadah – Muraqabah – Muhasabah.

Mu’aqadah - perjanjian kepada Allah

Allah Subhanahu wa Taala berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”, [Adz-Dzariyat : 56-58]; dan juga, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". ( QS 7 : 172 ).

Demikianlah, dengan ibadah shaum ramadhan kita diingatkan dengan perjanjian kita dengan Allah sebelum kita lahirkan di muka bumi, sebagaimana ayat-ayat tersebut di atas. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita hanya menyembah dan minta pertolongan hanya kepada Allah SWT.

“Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin(u)” – Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. [QS Al-Faatihah: 5].

Muraqabah - merasa dekat dengan Allah

Pada saat menjalankan ibadah puasa kita merasa selalu dekat dengan Allah, dengan melakukan berbagai amalan-amalan Ramadhan baik di siang hari maupun di malam hari.

Ibadah puasa mengingatkan kepada kita bahwa Allah SWT selalu melihat kita dalam segala keadaan. Sebagaimana Rasulullah saw pernah berkata, “Beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya walaupun kamu tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat kamu.”
Pada bulan Ramadhan diturunkan malam istimewa, yaitu malam Lailatur Qadar. Mudah-mudahan kita menjadi orang pilihan yang memperoleh karunia berjumpa dengan lailatul qadar; seperti yang dinukil dalam tausiyah berikut.

[Catatan: dari sebuah sumber diceritakan bahwa mereka yang menghidupkan malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan walaupun tidak melihat tanda-tanda datangnya lailatul qadar menurut Imam Thabrani akan mendapat pahala Lailatul qadar sedangkan mereka yang tidak menghidupkan malam-malam tersebut walaupun melihat tanda-tandanya tidaklah akan mendapatkan pahala lailatul qadar itu.

Tidak cukup hanya menghidupkan malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan saja untuk mendapatkan pahala lailatul qadar, kitapun harus menghindarkan diri dari perbuataan yang menyebabkan terhalangnya pintu maaf Allah. Dalam suatu Hadits dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah melihat pada malam al qadar kepada orang-orang mukmin dari umat Muhammad, lalu dimaafi mereka dan dirahmati-Nya, kecuali empat orang, yaitu : Peminum arak, pendurhaka kepada ibu-bapak, orang yang selalu bertengkar dan orang yang memutus tali silaturahmi.”].

Jadi, bila kita ingin mendapatkan pahala lailatul qadar bukan hanya sekedar menghidupkan malamnya tapi hindarkan pula empat perbuatan di atas.

Muhasabah - introspeksi diri kita

Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk ber-muhasabah. Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW, bahwa beliau berkata, ‘Orang yang pandai adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT. (Imam Turmudzi) berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan, dan maknanya adalah ‘orang yang menghisab (mengevaluasi diri) di dunia sebelum dihisab pada hari akhir.’

Karena sang waktu tidak pernah mau menunggu, dia akan selalu berjalan berdasar kehendaknya dan kita sebagai manusialah yang harus “program” sedemikian rupa agar menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam riwayat yang lain disebutkan : “Bahwa jika hari ini kita lebih baik dari kemaren kita termasuk orang yang beruntung, akan tetapi jika hari ini kita sama dengan kemaren kita termasuk orang yang merugi. Dan lebih gawatnya lagi kalau hari ini lebih jelek dari kemaren kita termasuk orang yang di laknat Allah”.

Banyak keistimewaan bulan Ramadhan, bahkan Rasulullah pernah bersabda. "Sekiranya umatku mengetahui keutamaan-keutamaan yang ada di bulan Ramadhan, niscaya mereka menghendaki agar sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan" (HR Ibnu Majah)

Besok belum tentu kita masih dapat berkumpul; belum tentu pula kita akan berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun depan; maut rahasia Allah, maka marilah kita selalu ber-muhasabah untuk mencari magfirah Allah. Mudah-mudahan tahun ini kita lebih baik dari tahun kemarin; dan tahun depan masih dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan dan kelak mendapat ampunan Allah sebagai bekal masuk surga.

Wallahu’alam.

No comments: