MASJID ASH-SHOFA

Masjid Ash-Shofa terletak di Perumahan Puri Anggrek Mas - DEPOK. Sebuah masjid kecil yang senantiasa belajar untuk memuliakan Allah Subhanahu-wa-ta'ala. Apabila Anda teringat dengan nama Masjid Kubah Emas, bukan bermaksud membandingkan fisiknya, inilah penanda yang paling gampang, bahwa letak masjid kecil ini sekitar 1 kilometer ke arah kota Depok dari masjid yang indah dan fenomenal itu.
Kontak e-mail: pengajian.puri@gmail.com

Friday, September 2, 2011

RANGKUMAN KULTUM TARAWIH, SABTU 27 RAMADHAN 1432H

Judul : Ramadhan sebagai bulan taubat
Penceramah: Ustadz Syaiful Anwar MA

Bulan Ramadhan sebagai syahru taubah, bulan yang kepada umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak taubat kepada Allah. Di bulan ini Allah membuka pintu tobat kepada hamba-hambanya yang kembali dan bertaubat kepadaNya.

Tidak seorangpun tidak punya dosa, kecuali para nabi dan rasul yang terpelihara dari perbuatan dosa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan Turmudzi, Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang bertaubat”. [15]. Hadits hasan riwayat Ahmad (III/198), At Tirmidzi (no. 2499), Ibnu Majah (no. 4251) dan Al Hakim (IV/244). Lihat Shahih Jami’ush Shaghir (no. 4515), dari sahabat Anas.

Perbuatan dosa terbagi dalam 3 bagian :

1. Dosa khufur atau syirik, dosa yang tidak diampuni Allah jika terbawa sampai mati. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48].

2. Dosa-dosa besar, yaitu dosa-dosa dibawah kekufuran seperti membunuh, berzina, mengamil hak orang lain, dlsb.

3. Dosa-dosa kecil lainnya [catatan: dosa kecil yang dilakukan terus menerus akan menjadi dosa besar – red].

Orang yang bertaubat dari dosa-dosa sebesar apapun, dengan taubat yang sungguh (taubatan nasuha), akan diampuni Allah, sebagaimana firmannya: ”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim : 8) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa".[12] [12]. HR Ibnu Majah (no. 4250), dari Ibnu Mas’ud z . Lihat Shahih Jami’ush Shaghir (no. 3008).

Inilah yang disebut dengan Taubat Nashuha artinya taubat yang sebenar-benarnya, murni dan tulus. Ada beberapa syarat agar taubat diterima:

1. الإِقْلاَعُ(al iqla’u), orang yang berbuat dosa harus berhenti dari perbuatan dosa dan maksiat yang selama ini ia pernah lakukan.

2. النَّدَمُ (an nadamu), dia harus menyesali perbuatan dosanya itu.

3. اَلْعَزْمُ (al ‘azmu), dia harus mempunyai tekad yang bulat untuk tidak mengulangi perbuatan itu.

4. Jika perbuatan dosanya itu ada hubungannya dengan orang lain, maka di samping tiga syarat di atas, ditambah satu syarat lagi, yaitu harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan itu. Jika yang dirugikan itu hartanya, maka hartanya itu harus dikembalikan. Jika berupa tuduhan jahat, maka ia harus meminta maaf, dan jika berupa ghibah atau umpatan, maka ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak perlu minta maaf kepada orang yang diumpat.[9] [Lihat Riyadhush Shalihin, Bab Taubat (hlm. 24-25) dan Shahih Al Wabilush Shayyib (hlm. 272-273)]. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Orang yang bertaubat dari dosa seolah-olah ia tidak berdosa".[12] [HR Ibnu Majah (no. 4250), dari Ibnu Mas’ud z . Lihat Shahih Jami’ush Shaghir (no. 3008)].

Dan Allah Azza wa Jalla berfirman: "Kecuali orang-orang yang bertaubat beriman dan beramal shalih, maka Allah akan ganti kejahatan mereka dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" [Al Furqan : 70].

5. Taubat hrus dilakukan sebelum waktu tertutupnya pintu taubat. Taubat itu harus sudah dilakukan sebelum datangnya ajal (yakni kematian) sehingga apabila ia terjadi setelah ajal menjemput maka ia tidak akan bermanfaat bagi orang yang bertaubat itu, ini berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Dan tidaklah Taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang.’” (Qs. An Nisaa’: 18), mereka itu sudah tidak ada lagi taubat baginya.

Dan, sesungguhnya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa, “Hijrah (berpindah dari negeri kafir menuju negeri muslim -pent) tidak akan pernah terputus hingga terputusnya (kesempatan) taubat, dan (kesempatan) taubat itu tidak akan terputus hingga matahari terbit dari sebelah barat.” Sehingga apabila matahari sudah terbit dari sebelah barat, maka di saat itu taubat sudah tidak bermanfaat lagi bagi siapa pun.

Wallahu’alam.

No comments: